Atap rumah joglo bisa dibilang kini kembali digemari berkat menjamurnya perpaduan konsep tradisional dan modern pada hunian.
Bukan hanya tampilannya yang artistik. Kemiringan atap joglo (sekitar 30 derajat) yang sama seperti atap rumah tradisional lainnya tentu cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini mengingat tingginya curah hujan di tanah air, sehingga kebocoran dapat dicegah karena air hujan cepat disalurkan ke tanah.
Pembangunan rumah tradisional beratap joglo memang memiliki nilai tradisi yang sangat kental. Seperti harus memiliki soko guru, yaitu tiang penyangga utama pada rangka atapnya (biasanya terbuat dari kayu berkualitas tinggi seperti jati). Menurut adat Jawa, ketiadaan soko guru dinilai akan menghilangkan ‘ruh’ dari rumah joglo.
Namun, apakah hal tersebut masih efektif jika diterapkan di zaman yang sudah lebih modern ini? Terlebih, harga kayu berkualitas tinggi semakin mahal dan cara pembangunan rumah joglo tradisional dibutuhkan berbagai jenis soko sebagai tiang kolom pembagi ruang.
Kesulitan pun akan muncul, terutama jika luasan tanah tidak cukup untuk mengaplikasikannya. Jika tetap dipaksa diterapkan pada lahan sempit, tentu akan mengorbankan kebutuhan penghuni.
Baja Ringan untuk Rangka Atap Rumah Joglo Modern
Penggunaan baja ringan dalam hal ini menjadi salah satu solusi, mengingat di era modern ini sebenarnya masih banyak orang yang ingin mengaplikasikan atap joglo untuk hunian mereka. Namun terkendala dari sempitnya lahan dan mahalnya harga kayu berkualitas.
Tanpa harus melupakan nilai seni, budaya, dan sejarah dari bangunan tradisional, rangka atap baja ringan dapat digunakan untuk mengadopsi atap joglo pada hunian. Hal ini karena harga baja ringan yang relatif lebih terjangkau, kokoh, ringan, serta ketersediannya terjamin.
Sementara itu, penghilangan soko guru dari atap joglo sebenarnya tidak apa seiring dengan perkembangan zaman. Toh, ruh dari atap model joglo tetap lestari di hari mereka yang mencintai nilai-nilai budaya nenek moyang.
Penggunaan rangka atap baja ringan yang bobotnya ringan pun tak perlu memanfaatkan banyak penyangga seperti ketika menerapkan material kayu.
Untuk mengadopsi model atap joglo, akulturasi konstruksi atap dapat dilakukan dengan menerapkan bentuk atap limasan.
Tips Bangun Atap Joglo yang Kokoh dan Cepat
Kecepatan dalam pembangunan akan menguntungkan, karena akan meminimalisir pengeluaran untuk tukang atau aplikator.
Meski begitu, pemilihan material tidak bisa diabaikan, terlebih lagi atap merupakan bagian penting dari rumah yang melindungi penghuninya.
Dalam hal ini, pilih rangka atap yang kualitasnya telah terjamin. Seperti baja ringan VIVO. Diproduksi oleh PT Kepuh Kencana Arum yang sudah puluhan tahun bergelut di industri baja ringan, mutu dan kualitas baja ringan VIVO tentu dapat dipertanggung jawabkan. Terlebih lagi produk ini menggunakan material ber-SNI.
Bentuknya yang presisi, akan mempermudah dan mempercepat pembuatan rangka atap ruma joglo. Material dengan harga terjangkau ini pun kokoh dan tahan karat karena terbuat dari Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) berkualitas, ZINIUM.***