Baja Ringan Pakai Genteng Tanah Liat Rawan Ambruk? Ini Faktanya!

Rangka Atap Baja Ringan Kuat

Baja ringan yang digunakan untuk kebutuhan rangka atap sedang naik daun dalam beberapa tahun ini. Sementara genteng tanah liat merupakan penutup atap yang memang sudah digunakan sejak dulu. Karena hal tersebut, keduanya sering kali dipadukan.

Walaupun demikian, masih ada keraguan akan kekuatan baja ringan dalam menopang beban genteng tanah liat. Apalagi terdapat pemberitaan tentang insiden ambruknya baja ringan yang menopang genteng dari tanah liat. Salah satunya pada Oktober 2020 lalu, atap RSUD Ciamis yang menggunakan baja ringan dan dipasangkan dnegan genteng tanah liat ambruk. Meski tak ada korban jiwa, kejadian ini menjadi peringatan dan pembelajaran bagi masyarakat.

Lantas, apakah ambruknya rangka baja ringan yang dipasangkan dengan genteng tanah liat sepenuhnya adalah salah dari produk?

Faktor yang Memengaruhi Kekuatan Rangka Atap Baja Ringan

Genteng Tanah Liat (dok. Unsplash.com @dcashbaugh)

Berdasarkan insiden ambruknya atap genteng tanah liat RSUD Ciamis, tidak dapat langsung disimpilkan bahwa semua salah produk baja ringan. Sebab, masih ada beberapa faktor yang ikut berpengaruh, yaitu sebagai berikut.

  1. Ketebalan Baja Ringan

Ketebalan baja ringan yang tidak sesuai akan memengaruhi kekuatan rangka atap. Hal ini berkaitan dengan kuda kuda atap yang fungsinya sebagai material struktural yang mampu menahan berat sendiri, bobot atap (penutup), serta beban hidup lainnya.

Kuda kuda atap baja ringan terdiri dari Kanal C, di mana material ini memiliki ukuran ketebalan yang beragam.

Guna mencegah ambruknya atap bangunan, penting untuk memilih baja ringan yang ketebalannya sesuai dengan ketentuan SNI, dan jika diukur menggunakan mikrometer (analog maupun digital) hasilnya sama seperti yang tertera di produk.

Harapannya, ketebalan baja ringan yang sesuai dapat menopang genteng tanah liat dengan baik. Terlebih lagi, jenis penutup atap ini bobot basahnya bisa mencapai di atas 59kg.

Berdasarkan kriteria tersebut, kanal C dari VIVO Baja Ringan Indonesia memenuhinya. Bahkan, produk ini terbukti kuat menahan beban sampai lebih dari 200kg.

Hasil Uji Lentur dan Uji Tarik Kanal C VIVO Baja Ringan
Hasil Uji Lentur dan Uji Tarik Kanal C VIVO Baja Ringan

Sampel berupa produk VIVO dengan tebal 0,75mm dan panjang 2m telah dilakukan uji tarik dan uji lentur pada 26-27 September 2019 lalu di Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Baristand Industri Surabaya.

Hasilnya pada uji lentur, Kanal C VIVO tebal 0,75mm dengan jarak tumpuan 1.600mm mampu menahan beban maksimal 275kg atau 2,75 kuintal. Seperti diketahui, bobot 275kg itu setara dengan berat seorang sumo 5 orang jika diasumsikan bobotnya 55kg.

  1. Jarak Kuda Kuda

Ketebalan material rangka atap baja ringan turut memengaruhi jarak kuda kuda. Hal ini pun penting dipahami saat pemasangan atap baja ringan. Semakin tebal bahan, berarti kuda kuda dapat dibuat lebih renggang.

Ketentuan jarak kuda kuda pun ditentukan dari jenis atap (penutup) yang digunakan. Sebagai contoh, jarak kuda kuda yang digunakan adalah 1,2m jika menggunakan genteng tanah liat.

Baca juga: Awas Kena Tipu, Kualitas Baja Ringan yang Tidak Sesuai Standar Bisa Cepat Karatan!

  1. Jarak Reng

Reng adalah komponen yang berfungsi sebagai dudukan atap (penutup), dimana pemasangannya melintang di atas top chord. Dalam hal ini, jarak reng juga penting untuk dipertimbangkan. Adapun ketentuan jarak yang digunakan untuk genteng tanah liat adalah antara 23cm sampai 24cm.

***

Berdasarkan ulasan di atas, rangka baja ringan dapat menopang genteng tanah liat asalkan ketebalan material yang digunakan sudah sesuai. Begitu pula dengan jarak kuda kuda dan reng yang sesuai dengan standar.

Guna mendukung atap bangunan tahan lama, pastikan untuk menggunakan baja ringan berkualitas seperti produk dari VIVO Baja Ringan.

Baja Ringan Pakai Genteng Tanah Liat Rawan Ambruk? Ini Faktanya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top
error: Content is protected !!