Ada persepsi atau setidaknya kecurigaan, bahwa baja ringan rawan petir. Apalagi, baja ringan termasuk logam yang diketahui sangat konduktif. Dimana bahannya seperti yang digunakan penangkal petir yang mampu menarik sambaran petir. Jadi, bukankan masuk akal kalau baja ringan juga menarik petir?
Singkatnya, material ini tidak membuat petir mudah menyambar. Sebaliknya, baja ringan justru mengurangi efek berbahaya ketika petir menyambar. Kenapa?
Cara Petir Menyambar Bangunan
Seperti dikutip dari laman BDC Network, ada tiga jenis utama sambaran petir, yaitu:
- Intra Cloud (IC), yaitu pelepasan muatan di dalam satu awan, dari awan yang bermuatan tinggi ke yang lebih rendah.
- Cloud-to-Cloud (CC), yaitu keluar dari awan dengan muatan tinggi ke awan yang lebih sedikit muatannya.
- Cloud-to-Ground (CG), yaitu keluar dari awan bermuatan tinggi ke bumi.
Berdasarkan beberapa jenis sambaran petir tersebut, CG adalah yang paling berkaitan dengan kehidupan dan properti.
Baca juga: Harga Baja Ringan Murah, Haruskah Langsung Dibeli?
Pelepasan petir tampaknya diatur berdasarkan geografi dan topografi, serta pergerakan badai. Saat siap menyambar, petir akan mencari apakah di sekitarnya ada atap logam untuk menjadi konduktor atau tidak.
Tetapi ada logika salah, dimana atap logam dianggap mirip penangkal petir yang menarik petir. Padahal, penangkal petir sendiri bukan menarik petir, melainkan menyalurkannya ke tanah saat petir menyambar bangunan.
Petir CG yang dilepaskan ke bumi harus bergerak melalui hamparan udara. Namun, pohon dan bangunan merupakan penghantar listrik lebih baik daripada udara. Dalam hal ini, gedung tinggi akan memudahkan petir untuk menyambar dengan memperpendek jarak tempuh petir.
Artinya, petir yang muncul akan mencari konduktor terbaik dan lokasinya dekat dengan awan seperti pohon maupun gedung tinggi.
Sementara bahan penutup atap atau struktur bangunan lainnya bukan faktor penentu, apakah petir mudah menyambar atau tidak.
Bangunan Seperti Apa yang Berisiko Tersambar Petir?
Listrik mudah melewati konduktor yang baik seperti tembaga, baja, serta jenis logam lainnya seperti baja ringan daripada kayu atau beton.
Namun konduktor terburuk seperti kayu atau beto memiliki lebih banyak hambatan listrik. Dimana bahan tersebut akan mengubah energi listrik petir menjadi panas, yang memungkinkan untuk terjadi kebakaran atau ledakan.
Berbeda dengan konstruksi bangunan logam seperti ketika menggunakan rangka maupun atap (penutup) baja ringan. Dimana justru menjadi perantara agar petir dapat menyalurkan muatannya ke tanah. Sehingga jenis bangunan ini hanya akan mendapat kerusakan sedikit saat petir menyambar.
***
Melalui ulasan di atas, anggapan bahwa baja ringan rawan petir adalah mitos. Meski begitu, kewaspadaan perlu dijaga untuk meminimalisir risiko sambaran petir.
Contohnya seperti pemasangan penangkal petir, memastikan konstruksi baja ringan sudah tepat, serta menjauhkan benda mudah terbakar. Selain itu, penggunaan baja ringan berkualitas seperti Baja Ringan VIVO juga dapat dilakukan.