Perbedaan baja ringan dan baja konvensional penting diketahui, termasuk bagi calon penggunanya yang menjadikan kedua material tersebut sebagai bahan bangunan.
Karena dengan mengetahuinya, pemilik bangunan dapat mempertimbangkan hal-hal apa saja yang diperlukan jika menggunakan material yang dipilih.
Bukan hanya berbeda berdasarkan bobotnya, di mana baja konvensional lebih berat. Termasuk proses pembuatan hingga daktilitas (keuletan) juga menjadi pembeda antara baja ringan dan baja kovensional.
Proses Pembentukan
Baja konvensional dibuat saat wujudnya masih liquid atau cairan dengan suhu yang sangat panas. Kemudian cairan itu dituangkan ke cetakan dengan teknik khusus.
Berbeda dengan baja ringan, di mana material ini merupakan struktur baja dari lembaran atau pelat baja. Proses pembentukannya pun dalam keadaan dingin dan dicetak menggunakan mesin, sehingga ukurannya presisi.
Mengingat perbedaan suhu dalam proses pembuatan baja ringan maupun baja konvensional, membuat massa kedua material tersebut berbeda.
Baca juga: Baja Ringan Apakah Bisa Dilas? Cek Faktanya!
Komposisi Karbon
Komposisi karbon baja ringan sangat rendah, yaitu kurang dari 0,3%. Karena hal tersebut, material ini pun dikenal sebagai baja karbon rendah.
Sementara baja konvensional memiliki kadar karbon bisa mencapai 0,30 sampai dengan 1,70% dari berat total.
Presentase kandungan karbon pada masing-masing material ini memengaruhi kekuatan tarik dan daktilitas keduanya. Artinya, semakin tinggi kandungan karbon, maka tingkat kekerasan dan kekuatan tarik juga tinggi. Namun hal ini juga membuat material menjadi getas serta kurang ulet.
Kekuatan dan Daktilitas
Perbedaan baja ringan dan baja konvensional juga terletak pada kekuatan serta daktilitas. Karena komposisi karbonnya tinggi, baja konvensional lebih kuat.
Namun soal daktilitas, baja ringan pemenangnya. Dalam hal ini berarti baja ringan lebih ulet dibandingkan dengan baja konvensional.
Ketahanan terhadap Karat
Baja ringa lebih tahan karat daripada baja konvensional. Hal tersebut karena baja ringan memiliki coating Aluminium-Zinc dan unsur-unsur lainnya.
Karena lebih tahan terhadap karat, baja ringan tidak perlu dicat lagi. Artinya, biaya renovasi dan perawatan dapat diminimalisir.
Seperti Baja Ringan VIVO yang tahan karat karena menggunakan material Baja Lapis Auminium Seng (BjLAS) berkualitas. Diproduksi oleh roll former yang sudah didirikan lebih dari 30 tahun, yaitu PT Kepuh Kencana Arum, artinya kualitas Baja Ringan VIVO dapat dipertanggungjawabkan.***