Pengaruh Bentuk Atap Rumah Limasan di Wilayah Iklim Tropis

Bentuk Atap Rumah

Berbagai bentuk atap rumah yang diterapkan untuk kebutuhan konstruksi bukan hanya sekadar menyempurnakan fasad bangunan. Penerapannya pun mempertimbangkan kesiapannya menghadapi beragam faktor eksternal seperti iklim.

Misalnya di Indonesia yang beriklim tropis, di mana curah hujannya cukup tinggi, diperlukan model atap yang bisa mengalirkan air dengan mudah sekaligus mencegah hawa panas masuk ke dalam ruangan saat musim kemarau.

Seperti bentuk limasan yang memiliki dua sisi miring, yaitu segitiga dan trapesium. Namun, bagaimana pengaruh model atap ini saat diterapkan di wilayah beriklim tropis?

Bentuk Atap Limasan

Jenis atap ini kadang disebut sebagai atap perisai, namun dalam Bahasa Inggris, dikenal dengan nama hip roof atau hipped roof.

Ilustrasi Rangka Atap Limasan
Ilustrasi Rangka Atap Limasan (dok. Instagram.com @lukestanleyarchitects)

Sudut kemiringan dari bidang atap limasan biasanya antara 30 sampai dengan 40 derajat. Di mana semua bidang tersebut bertemu di satu garis horizontal yang berada di bagian puncaknya, membentuk keseluruhan atap.

Adanya sudut kemiringan atap yang cukup curam itu pun membantu air hujan atau kotoran yang berada di atap bisa dengan mudah turun ke bawah.

Baca juga: Berapa Sudut Kemiringan Atap Baja Ringan yang Ideal di Indonesia?

Selain itu, atap limasan juga membantu ruangan terasa lebih sejuk karena panas dari matahari tidak langsung tersalurkan ke dalam bangunan. Melainkan masih harus melalui ruang kosong di antara atap dan plafon.

Bentuk Atap Limasan
Bentuk Atap Limasan (dok. Instagram.com @dougsibb)

Selain kedua hal tersebut, masih ada beberapa kelebihan jika menerapkan bentuk atap limasan, di antaranya:

  • Mampu menghadapi angin dari segala arah karena pada model atap ini tertutup di segala sisi.
  • Desainnya yang aerodinamis pun membuat struktur bangunan lebih kuat, termasuk saat terkena terpaan angin.
  • Ruang kosong di bawah atap dapat dimanfaatkan sebagai loteng atau ruangan lainnya.
  • Fleksibel jika ingin menambahkan bentuk atap rumah lainnya, sehingga tampak lebih dinamis.

Kesimpulan

Pada dasarnya, penerapan bentuk atap rumah limasan di wilayah dengan iklim tropis seperti di Indonesia cukup menguntungkan. Karena tak hanya soal desain, model atap ini juga memiliki beragam kelebihan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Namun, dalam pengaplikasiannya, konsep yang matang hingga pemilihan material penting untuk dipertimbangkan. Dalam hal ini, rangka atap dari VIVO Baja Ringan yang terdiri dari Kanal C dan reng dapat menjadi pilihan tepat.

Kanal C Baja Ringan
Kanal C Baja Ringan (dok. VIVO Baja Ringan)

Diproduksi oleh roll former yang telah berpengalaman selama lebih dari 30 tahun yaitu PT Kepuh Kencana Arum (PT KKA), produk VIVO terjamin kualitasnya. Terlebih, produk ini juga tercipta dari material Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) ber-SNI, yaitu ZINIUM®.***

Pengaruh Bentuk Atap Rumah Limasan di Wilayah Iklim Tropis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top
error: Content is protected !!