Berapa Sudut Kemiringan Atap Baja Ringan yang Ideal di Indonesia?

Ilustrasi Sudut Kemiringan Atap

Sudut kemiringan atap adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan saat merencanakan untuk membangun atap.

Hal ini mengingat ukuran kemiringan merupakan batas ideal bagi rangka atap agar bisa ‘mencengkeram’ atap (penutup) dengan baik. Sehingga air maupun kotoran di atas atap dapat tersalurkan ke tanah dengan mudah.

Penentuan sudut kemiringan pada atap ini pun bisa dibilang tergantung dari iklim suatu wilayah. Contohnya seperti Indonesia yang beriklim tropis, atap biasanya dibuat dengan sudut miring antara 22,5 sampai dengan 30 derajat.

Sementara jika menggunakan atap (penutup) dari genteng tanah liat yang sejak dulu digunakan di Indonesia, umumnya derajat kemiringannya antara 27,5 sampai dengan 40 derajat. Lebih besar dari 40 derajat tidak disarankan karena berisiko membuat genteng mudah merosot.

Sebaliknya, atap yang terlalu datar akan menyebabkan air tampias dan masuk ke dalam rumah. Di samping itu, aliran air bisa lambat turun yang dapat terakumulasi di satu tempat dan berisiko menyebabkan rembesan.

Lantas, bagaimana jika atap (penutup) bukan dari tanah liat, melainkan dari material baja ringan, berapa sudut kemiringannya yang ideal?

Sudut Kemiringan Atap Baja Ringan

Tak seperti genteng tanah liat yang memungkinkan untuk merosot saat kemiringannya terlalu curam. Derajat kemiringan atap baja ringan justru bisa dibuat lebih besar, mengingat untuk material ini dapat melekat dengan baik pada rangka atap, terutama jika dibaut dengan sempurna.

Ilustrasi Derajat Kemiringan Atap Baja Ringan
Ilustrasi Derajat Kemiringan Atap Baja Ringan (dok. Unsplash.com @ryunosuke_kikuno)

Namun, sudut kemiringan atap baja ringan juga tidak disarankan terlalu kecil, mengingat curah hujan di Indonesia yang cukup tinggi. Di mana saat atap terlalu landai, air hujan yang sulit turun ke tanah. Akumulasi air yang terlalu lama di satu tempat pun mempercepat korosi pada atap baja ringan.

Baca juga: Cara Tepat dan Mudah Pasang Atap Baja Ringan

Dalam hal ini, atap baja ringan memang diklaim tahan karat karena coating Aluminium-Zinc yang dimilikinya. Namun, lapisan itu juga rentan terkikis jika terlalu lama tergenang air.

Curah hujan yang lebat dan debit air  yang tinggi memungkinkan air luber atau rembes ke bawah karena terlalu datar. Jadi tetap harus mempertimbangkan jenis atau profil  ketinggian gelombang untuk menentukan sudut kemiringan.

Untuk itu, sudut kemiringan pada atap baja ringan harus ideal. Standarnya, sudut yang diterapkan antara 5 sampai dengan 60 derajat.

***

Selain sudut kemiringan, pemilihan material atap juga merupakan faktor penting karena elemen ini berkaitan dengan keselamatan penghuni bangunan.

Karenanya, penting untuk memilih rangka atap dan atap (penutup) baja ringan yang sudah terjamin kualitasnya. Seperti produk VIVO Baja Ringan yang diproduksi oleh PT Kepuh Kencana Arum (PT KKA).

Atap Baja Ringan
Atap VR 1000 Produk VIVO Baja Ringan

Diciptakan dari Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) ber-SNI, yaitu ZINIUM®, produk VIVO Baja Ringan akan membuat atap lebih kokoh, awet, dan ekonomis. Lebih dari itu, produk atap (penutup) Baja Ringan VIVO (tipe VR 1000 dan VR 800) juga efektif mencegah kebocoran. Pasalnya, produk ini dilengkapi dengan sistem overlapping saling mengunci rapat/locking untuk mengatasi bocor akibat hujan yang disertai angin.

Berapa Sudut Kemiringan Atap Baja Ringan yang Ideal di Indonesia?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top
error: Content is protected !!